Tentang genggaman. Seberapa kuat tangan kita masih melakukannya? Nengquw, yang aa tau, akhir-akhir ini kita makin sulit berkomunikasi dengan menggunakan fikir yang berdisiplin. Berdiskusi jadi suatu yang langka kembali. Ego lebih bisa bertindak cepat dibanding penyadaran.
Hari kemarin, saat neng temui kecerobohan dalam sikap aa yang akhirnya membuat neng kecewa. Neng lebih memilih tuk diam. Hening tanpa diskusi. Saat aa tanya kenapa, neng menjawab 'biar neng cari sendiri saja jawabnya'. Neng salah, biar aa tau dulu kesalahan aa, yang kemudian aa akan kasih beberapa penjelasan sama neng. Setelah itu barulah neng cari sendiri jawaban yang sekiranya bisa neng dapati secara nalariah. MAsih ingat seberapa nikmatnya saat-saat kita bisa meredam dan mengendalikan benda angkuh bernama ego melalui sebuah diskusi yang kita cipta?
Nengquw, adalah aa, orang yang seringkali menoreh kesedihan dalam kehidupan neng sekarang ini. Aa sadar akan hal itu. Sifat kekanakkan aa sering pula membuat neng tersiksa. Maafin aa. Nengquw, aa ajak neng tuk lagi bisa menikmati saat-saat kita melebur ego. Jangan biarkan waktu membuat kebersamaan nengsarengaa jadi berlumut. Kita bersihin selalu ya neng. Kita jaga. Sampai hidup yang mewaktu ini berlalu dengan kesemestian.
Masih Genggam
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
1 komentar:
Genggaman tangan kita kan tambah erat..!!! seiring dengan rasa sayang dan kasih yang kita punya, tentang diskusi,, neng sadar ego terlalu memegang peranan, aaquw.. kita kan selalu berdiskusi, biar ego bisa kita redam!! neng sayang am aa,neng ga mu kehilangan aa.
Posting Komentar