Carita Urang

Kekasihku, memang, kepicikan tak akan pernah hilang menoreh kehidupan kita. Seperti halnya neng yg tengah mendapatkan ketidakadilan dari seseorang sekarang ini. Namun yg terpenting bukanlah hidup kita bisa terhindar dari kepicikan. Melainkan, seberapa mampu kita membawa diri untuk bisa terbebas saat kepicikan itu tengah menyerang kita. Sebisa mungkin kita harus berusaha tuk membinasakan hal itu untuk membuktikan bahwa kita adalah manusia yg terlahir lengkap dengan penyadaran akan hak dan kewajiban. Yakinlah, kelak semua akan berjalan sesuai dengan hukum alam.

Sayangku, atas nama rasa yang nyata aa punya tuk neng, sangat tidak nyaman membiarkan neng mendapat perlakuan seperti itu dari orang yg memang tak mampu mengartikan hak dan kewajiban dengan benar. Jika aa minta neng tuk mengacuhkan dan melawan kepicikan itu, anggap saja hal itu adalah sebuah usaha aa tuk tak membiarkan neng berada dalam posisi manusia tereksploitasi. Maafin aa kalau ternyata cuma dan hanya bisa begitu dalam menyikapi kondisi neng sekarang ini. Namun aa akan terus melakukan dorongan dan tekanan untuk hidup kita berdua, agar setiap laku yang kita dapat nanti bisa terasa lebih manusiawi.

Besok, Lusa dan besoknya dari lusa, Tebarlah waktu neng dengan airmata. Namun bukan airmata kesedihan. Melainkan airmata kebahagiaan. Bahagia karna neng bisa merasakan bahwa hidup itu sesungguhnya adalah kebahagiaan. Perhatikan raut-raut muka mereka yang ada di sekitar neng. Telusuri setiap rasa yang tercipta. Kemudian, buatlah keyakinan. Keyakinan bahwa kami.... adalah orang-orang yang ada untuk menyayangi neng.