Tentang Kejujuran

Izinkan aa berbicara dengan hati yang jujur. Tapi, aa berharap kejujuran ini tak makin membuat neng jadi lebih takut dan benci sama aa.

Nengquw... maaf aa masih memanggil neng dengan sapaan itu. Karna sampai kapanpun aa akan anggap neng adalah orang yg amat dekat dengan aa. Yang aa lakukan sekarang adalah ikuti inginnya neng. Walau jujur, sebenarnya aa tak sungguh2 bisa menerimanya. Aa terpaksa menerimanya, karna yg aa lihat, semakin aa berusaha memohon dan mejelaskan tentang kesungguhan aa tuk berubah, neng malah semakin ketakutan dan membenci aa. Semakin aa memaksakan tuk bisa sama neng, semakin neng menjauhkan diri dari aa. gak ada pilihan lain, aa terima inginnya neng.

Aa kangen neng. Ingin rasanya sesering mungkin aa bisa denger kabar dari neng. Namun, aa tau itu hanya akan menghasilkan kepanikan untuk neng. Sehingga aa gak bisa berbuat apapun, kecuali menjauhi neng.

Demi Allah nengquw, aa gak pernah berniat tuk lukain neng. Disaat aa hanya sekedar ingin mendekap neng, neng malah seolah berfikir kalau aa menyembunyikan sebilah pisau untuk melukai neng. Aa sungguh2 gak ngerti, kenapa neng sampai begitu. Aa gak bisa berbuat banyak, neng begitu ketakutan sama aa. Aa mundur demi kenyamanan neng.

Tentang ucapan aa yg terlalu menyakiti neng... iya, aa sekarang bener2 paham, aa salah, dan aa benar2 bisa berjanji sama neng, kalau aa bisa merubahnya. Aa hanya butuh kesempatan tuk membuktikannya. Perubahan yg tak hanya seminggu, sebulan, atau setahun. Tetapi perubahan yg akan aa pertahankan seumur hidup. Tentang ketakutan neng sama aa, Aa bener2 gak bisa memahami. Ada apa? Apa karena traumatiknya neng, atau karna memang neng bener2 menganggap aa orang yg jahat? Aa sungguh2 gak bisa mencari pengertiaan untuk hal itu.

Ya Allah ya Robbi... Apa penyesalan ini akan terus aku rasakan seumur hidup?

Nengquw, adalah benar jika kita mengambil paradigma berfikir, bahwa semua yg terjadi adalah mungkin memang yg terbaik untuk kita, akan hadirkan ikhlas dalam jiwa. Tapi, apa kita bisa tenang membiarkan orang yg teramat kita sayangi beranggapan kalau kita orang yg jahat dan hendak melukainya?

Aa bingung, bisa minta tolong ke siapa tuk hadapi semua ini. Selangkah aa maju mendekati, seribu langkah neng lari sambil berteriak ketakutan. "Ya Allah... apa aku bertaring? apa aku berupa iblis? apa aku malaikat sang pencabut nyawa? aku hanya orang yang menyayangi hamba-Mu yg bernama Fitri Muthia. Dan aku tak akan melukai orang yang sangat aku sayangi itu.

0 komentar:

 
Image Hosted by ImageShack.us
By spotongsenja