03.00. Satu jam lagi menjelang keberangkatan aa ke Cianjur. Tadinya aa pikir, beberapa saat membiarkan diri berada dalam alam yang tak sadar akan sedikit membantu untuk bekal perjalanan nanti. Tapi entah, aa merasa semakin akrab saja dengan malam. Hingga akhirnya memutuskan tuk terdiam saja. Tanpa memejamkan mata.
Sial, tumben si mehong malam ini punya selera yang agak beda dalam mendengarkan musik. Killing me softly’nya Roberta Flack memaksa aa tuk makin terlarut dalam renungan. Pagi kemarin, Atau lebih tepatnya semenjak malam kemarin, sekelebat pemikiran berjejal di kepala.
Neng…
Seperti halnya kebanyakan orang yang ingin bisa memberikan sesuatu tuk orang yang dikasihinya. Begitupun aa ingin sekali bisa memberikan hal itu tuk neng. Terlebih hari kemarin adalah hari istimewa tuk neng.
Neng…
Yakinlah, bahwa aa telah sungguh-sungguh berusaha mencari sebentuk benda tuk neng. Tapi sungguh, benda hanya sebuah rupa. Terlalu sederhana. Tak satupun darinya yang aa percaya akan bisa benar-benar berarti tuk neng. Maafin aa atas kebodohan ini.
Neng…
Jika aa gagal dalam pencarian benda itu, izinkanlah aa melakukan hal lain tuk aa beri ke neng. Sesuatu yang nampak lebih jujur dari sekasat mata.
Menginginkan neng, ternyata membuat aa menjadi bukan aa. Karna keinginan itu mengalahkan semuanya. Tapi ini adalah rasa. Rasa yang pasti ada guna. Kelak, guna itulah yang mengembalikan aa menjadi seorang aa.
Aa pernah membaca sebuah cerita, atau tepatnya sebuah dongeng. Konon ada seekor burung putih yang tinggal di sebuah danau. Ketika ia melihat pelangi yang ujungnya seperti menjilat danau, ia sebisanya meraih pelangi itu. Namun semakin dekat, semakin pudar dan hilanglah pelangi itu. Selalu saja ia melakukan hal yang sama ketika melihat pelangi. Hingga akhirnya ia tak lagi mengejar ujung pelangi itu. Ia ingin menggapai lengkung pelangi yang amat tinggi itu. Iapun terbang setinggi mungkin kemudian kelelahan dan jatuh lalu mati. Menurut si penulis cerita itu, orang yg seperti itu telah terkena virus romantisme yang sudah tak tertolong lagi. Dan mungkin aa adalah salahsatu korbannya.
Neng…
Atas setiap apa yang belum terbukti, dalam mekanisme mencapai keinginan, akankah itu adalah omong kosong? Enggak. Aa yakin, aa akan bisa membuktikannya. Selama kita masih berpegangan tangan tentunya. Sampai akhirnya kita bisa benar-benar menyatu. Amin.
Selamat ulang tahun nengquw….
Adalah harapan, sesuatu yang selalu menjadi alasan untuk kita mempertahankan hembus nafas ini. Semoga neng bisa mendapatkannya. Seperti salah satu harapan aa, semoga neng selalu mendapatkan yang terbaik dalam kehidupan neng. Amin…
03.55. Aa mesti siap-siap tuk pergi.
Selamat Ulang Tahun Nengquw (2)
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar