Terimakasih...

TERIMAKASIH… Sederet huruf itu, hanya dibutuhkan waktu beberapa detik saja untuk jari mengetik dan membentuk kata itu.
TERIMAKASIH … secara lisan, durasinya malah lebih singkat lagi.
Tapi nengquw, mungkin akan memakan waktu yang sangat lama tuk aa bisa menikmati rasa syukur itu.
Terimakasih, atas pahamnya neng tuk aa. Bahwa airmata kemarin sore itu memang tak seharusnya ada. Karna sesungguhnya duri yang keluar dari mulut aa itu terbuat dari bahan yang sama dengan sebuah permen loly rasa strawbery. Seharusnya neng menikmati, bukan tersakiti.
Terimakasih, sekali lagi kita mampu melumerkan benda bernama ego hingga akhirnya dia larut dan terurai dalam tumpukan sampah.
Terimakasih, atas tulus dari neng menjaga cerita kita untuk terus berkelanjutan dengan bertumpu pada nilai kasih yang nyata dan semestinya.
Nengquw, atas airmata yang telah jatuh sia-sia karna aa, aa akan menebusnya. Aa akan mempertanggungjawabkannya.
Dan untuk ego (yang menurut aa terbentuk dari perpaduan antara kesombongan, nalariah dan emosi) yang mungkin tak bisa dihilangkan sepenuhnya, namun hal itu bisa diredam selama ketulusan selalu ada dalam perjalanan kita.
Nengquw, akan masih ada banyak hujan hadir tuk merestui cerita ini. Atau senja yang dengan cahaya keemasannya selalu mampu membuat genggaman tangan kita semakin erat ketika memandanginya. Terakhir pada harapan yang acap kali terucap pada tangan kita yang bertengadah. Mari kita jaga cerita ini. Cerita nengsarengaa. Hingga harap menjadi hal yang nyata.

0 komentar:

 
Image Hosted by ImageShack.us
By spotongsenja