Wiukkhhhh.... akhirnya kelar sudah rutinas kerja hari ini. Cape banget. Kerja aa berlipat ganda. Mulai dari ngedesain iklan, Floting perhalaman lalu kemudian kembali kewujud asli seorang layouter. Mudah-mudahan gak ada kesalahan. Aa jadi inget sewaktu kesalahan ada di Aldo, ketika dia membuat materi iklan yang keliru. Sepertinya kesalahan itu tak menjadi masalah. Aldo pinter, dia berdalih "Gua itu seorang reporter. Kalau gua mendapatkan iklan, itu semata untuk membantu kerjaan marketing iklan. Dengan produktifitas gua yang penuh selama seharian, wajar saja kalau kesalahan kecil terjadi. dalam masalah iklan, itu bukan fokus dari produktifitas gua, Orang iklan lebih berkewajiban mengecek akurasi dari setiap materi iklan." Akhirnya, diapun terbebas dari jeratan hukum (hukum kantor -red).
Seandainya aapun berbuat kesalahan, apa aa bisa berdalih seperti itu ya? Aa bukna orang yang berkepentingan secara langsung dengan iklan. Aa adalah seorang layouter. JIka aa ikut mengurusi iklan, itu hanya dalam taraf ngebantu. Aa tak mempunyai kepenuhan tanggungjawab dalam hal itu.
Apa yang di alami Mehong, Aldo, bisa dijadikan tolak-ukur seberapa tegas hukum di kantor ini bertengger. Dan sepertinya memang Tegas...(pala lo bau menyan, maaf). Ahhh.... itu hanya sebagian pemikiran yg berkelebatan di pala yang letih ini.
Nengquw, yang paling menjadi pertanyaan besar malam ini adalah ada apa dengan neng? Di tengan kerjaan aa, neng menelpon aa dengan diiringi isak tangis. Neng bilang Neng kangen aa, neng sayang aa, neng ga mau kehilangan aa. Ada apa? Terkahir kali aa temuin hal seperti itu dikarenakan tekanan mami untuk neng, yang meminta neng jangan pernah membawa aa lagi ke rumah, jangan pernah mengenalkan aa ke mami. Apa malam ini neng mendapati hal yg sama? Pertanyaan itu terus bergelantungan di langit-langit otak aa. Sehingga membatasi ruang gerak bagi pemikiran aa untuk hal lain. Nengquw, aa sayang sama neng. Aa tak mau terus-menerus membebani jiwa neng. Aa pengen neng bisa mendapatkan apa yg neng cari dari aa. Bukan untuk membawa neng ke sebuah pilihan yg berat. Keputusan antara terus berjuang yang tak terketahui ujungnya sampai dimana, atau menentukan pilihan lain biar tersudahi semua dilema neng. Jika sebuah perjuangan yg diharapkan mampu menghasilkan pembuktian, aa bersedia tuk melakukan perjuangan itu.
Nengquw, maafin aa ternyata memiliki banyak kekurangan, hingga kesulitan nyata aa punya tuk bisa bersama neng. Tapi aa mau berusaha. Aa ingin neng. Ke arah itu lah jalan aa sekarang ini. Aa berharap kemudahan selalu menyertai aa. Amin...
"Ada apa?" yang Membatasi Ruang Gerak Fikir
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar