Akhirnya cerita senja harus berakhir disini, dengan meninggalkan banyak harapan. Tadinya aa keukeuh, aa akan terus berharap karna aa yakin kalau aa pasti berubah. Namun,pada akhirnya juga neng membiarkan aa menjadi seorang pria bajingan yang tidak bisa mempertanggungjawabkan semua kesalahannya. Itu karena neng tak sedikitpun ngasih aa kesempatan. Sadis, mungkin juga bisa dibilang jahat, permohonan aa sama sekali tak neng kabulkan. Permohonan yang baru pertamakali aa pinta dari neng. Aa tersiksa karena kesungguhan aa tak bisa diterima sama neng. Mungkin, rasa sayang yang aa punya, bisa saja menjadi kebencian yang paling tajam yang pernah aa rasakan. Karena disaat aa menyadari kesalahan, aa tak memiliki kesempatanlagi tuk merubahnya. Bila ini hukuman bagi kesalahan aa, apa iya hukuman itu harus aa rasain seumur hidup aa?
Sakit ini, melebihi sakit dibanding dulu aa pernah ditinggal tunangan sama cewe aa. Sakit karena aa harus menerima kenyataan ditinggal karena perhitungan materi. Namun sakit itu gak berlanjut lama. Aa bisa menerimanya dengan ikhlas pada akhirnya. Tapi sakit yang aa rasa kali ini, sakit yang timbul dari penyesalan, dan hasil kekejaman neng yang tak memberi aa kesempatan sedikitpun tuk membuktikan bahwa aa akan berubah, sampai kapan aa harus menanggungnya?
Ya, mungkin neng berpendapat kekejaman neng saat ini tak melebihi kekejaman yg pernah aa lakuin sama neng. Tapi, Kekejaman neng ini akan terus membayangi di sisa waktu yg aa punya, mulai dari saat ini.
Tentang kuliah aa, mau tak mau harus tetap aa lanjutkan. Walau jujur, hal itu akan semakin membuat aa luka, karena sudah pasti bayangan neng ada disetiap waktu perkuliahan aa. Kesungguhan aa juga yg akhirnya aa memutuskan tuk menjual laptop. Ironis, hari ini aa jual laptop agar aa bisa menabung tuk masa depan kita, besoknya aa sudah tak neng terima lagi.
Tentang aa yag telah telpon papa neng, itu aa lakukan untuk bersiap menghadapi situasi seperti ini. Situasi dimana aa benar2 sudah tak ingin berharap lagi sama neng. Mudah-2an, dengan komunikasi aa sama papa, bisa membuat kesan yang positif untuk perpisahan ini. Gak lebih dari itu neng.
Aa terguncang menerima semua ini. Tapi, aa terlanjur berjanji juga sama papa, masih atau sudah tidak lagi aa sama neng, aa akan berusaha jaga neng.
Jika aa pernah sakiti neng, giliran neng yg sekaran sakiti aa. Untuk waktu yg amat panjang. Dan bahkan mungkin tak berkesudahan. Apa aa memang pantas menerima semuanya?
Senja Berakhir
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar