Neng, aa mu sedikit cerita. Cerita tentang bagai mana aa menjalani hari-hari dengan menahan rasa kangen yg telah secara frontal menyerang kejiwaan aa. Hari minggu kemarin aa pikir bisa melewatinya dengan tenang. Aa berpikir begitu karna aa telah memadati hari itu dengan berbagai kesibukan. Mulai dari malam minggunya aa sibuk mempermak masjid tuk persiapan perayaan maulid nabi yang mau dirayain minggu paginya. Waktu itu aa tidur jam 4 pagi, lalu bangun jam 7.30 karna aa adalah seksi dokumentasi yang bekewajian menyimpan setiap moment yg menarik dan mengabadikannya dalam bentuk foto dan video. Acara berakhir jam 11.30. Seberesnya acara, aa pulang kerumah. Istirahat sebentar lalu pergi lagi tuk hadiri acara diklat jurnalistik yg dibuat sama anak2 rebel dan ros. Kebetulan aa diminta jadi pembicara di acara itu. Acara selesai jam 5 sore. Aa pergi ngantor dengan ujan2an. Aa gak mau membiarkan diri aa tak memiliki kesibukan. Tp ternyata di kantor malah kosong. Aa jadi melamun, aa inget neng. Saat itulah aa tak bisa ngendaliin rasa kangen aa. Aa pikir dengan cerita sama orang lain, bisa membantu meringankannya. ternyata aa salah, aa malah makin dikepung kesedihan. Aa telah membagi-bagikan kabar bahwa aa sangat kangen ma neng kebanyak orang. Tp semuanya gak bisa bener2 ngerti seberapa menyiksannya rasa itu. Aa gak kuasa nahan air mata. Aa nangis. Aa nangis di tengah sekumpulan orang yang sebagian sedang tertawa, bekerja dan sebagian lagi makan. Aa sendiri. Aa sendiri di tengah kerumunan.
Ada satu hal yang selalu saja menggelitik ketenangan aa. Walaupun semua telah berjalan dengan keputusan dan persetujuan.
Ada banyak hal yang menjadi bahan pertimbangan untuk memiliki satu keputusan. Seperti halnya neng dengan keputusan neng. Tentunya pertimbangan yang ada adalah sesuatu yang besar, sesuatu yang cukup dahsyat hingga mampu menumbangkan keyakinan serta harapan neng.
Tentang aa, sesosok jasad yg masih bernyawa, yg pernah jadi tujuan serta harapan neng. Tentunya juga neng telah dapatkan sesuatu yg akhirnya tak termaafkan dari diri aa hingga membuat keyakinan neng roboh seketika.
Biar aa coba menerka-nerka berbagai hal yg akhirnya membuat aa terhempas dari garis kehidupan neng. Yang paling terasa tentu saja adalah kekurang setujuan dari orangtua neng jika neng berhubungan dengan aa, itu yg pertama. Yg kedua adalah ketidak hati-hatian aa dalam berucap, hingga benar2 membuat neng sakit sesakit-sakitnya. Yg ketiga, untuk urutan ketiga dan seterusnya aa gak tau... tapi ada kemungkinan juga berasal dari lingkungan aa yg akhirnya membuat neng ga respect ma aa. Terlalu banyak kemungkinan, termasuk juga dari teman, keluarga, atau hal yg bersifat fisik dan mental, material dan immaterial... terlalu banyak kalau untuk menerka-nerka.
Yang sampai sekarang terlintas dlm pikiran aa adalah, sesungguhnya aa benar2 mampu memperjuangkan semuanya, seandainya neng masih bertahan. Jika sifat aa yang neng rasa telalu sering membuat neng sakit dan nangis, aa telah berjanji tuk berubah. Neng telah meragukan janji aa itu. Neng sempat bilang, sifat dasar itu akan sangat sulit untuk dirubah bahkan mungkin gak akan pernah bisa dirubah. Neng mencontohkan diri sendiri yang sangat kesulitan tuk merubah sifat lempeng neng sama aa. Itu yang neng ucapakan dulu. Tuk aa sendiri sebener belum pernah neng peringatkan atau neng pinta aa tuk merubah sifat aa secara serius. Jika neng merasa gak mampu merubah sifat neng, belum tentu demikian dengan aa. Aa hanya butuh waktu tuk membuktikannya. Dan untuk masalah orangtua neng sesungguhnya sekarang aa telah lebih paham tuk menghadapainya. Jika aa telah berhasil merubah sifat aa, berarti masalah tinggal tuk mendapatkan restu dari orangtua neng. Dan aa optimis bisa mendapatkannya. Setelah itu, aa rasa kita akan benar-benar bisa berbahagia. Kita akan menjadi contoh untuk banyak orang. Tapi seperti aa bilang tadi. Bisa saja aja sesuatu yg lain, hal lain yg lebih mendasar yang membuat neng mengambil keputusan yang sanagat amat bulat tuk tinggalkan aa.
Maafin aa ya neng, aa masih saja membicarakan hal itu. Aa tau, memang terkadang kita tak harus selalu mendapatkan sesuatu yang kita inginkan. Kita hanya perlu percaya, bahwa itu yg terbaik. Ya, percaya dan berharap semuanya adalah kebenaran yang objektif.
Pada akhirnya, Neng, adikquw yang cantik... seperti apapun waktu telah aa jalani, telah aa lewati, rasa yang aa punya masih bertengger pada sudut kekokohan yang sama sekali tak tergoyahkan. Rasa sayang itu tak mampu dihempas hujan, angin, dan terbukti badaipun tak mampu mengganggunya. Aa sayang neng...
Adikquw.. karena neng sekarang aa bisa lebih bersikap santun sama orangtua, adik, teman, dan sama siapapun yg aa temui disepanjang jalan. Terimakasih atas pembelajarannya.
Cerita aa
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
2 komentar:
maaf y ikutan nimbrung...
hhhhhhmmmm...
kata2 ny bikin merinding ny...
pas banget lg baca blog ini, tembang anang "belahan Jiwa" lg diputer, hehe!!!
meskipun jalan cerita lagu dan hidup kalian dilatari oleh suatu hal berbeda...
baca cerita hidup kalian, sungguh sangat membangkitkan cerita lama yang "dulu" terasa sangat menyakitkan..
mirip, tapi tak sama...
@ a eka...
maaf sebelumnya kalo terry ikut nimbrung...
terry faham dan rasakan benar perasaan yg saat ini sedang mendera...
terasa sakit padahal sedang sehat...
terasa sepi padahal bdalam keramaian...
terasa sedih padahal ditengah episode kebahagiaan...
terry faham, dan juga pernah rasain semua...
perasaan tidak bisa dibohongi...
perasaan tidak bisa ditekan...
perasaan tidak bisa disembunyikan...
dan perasaan pun tidak bisa diceritakan...
kodrat seorang lelaki memang dilahirkan dengan kekuatan, kepintaran, keluwesan dan banyak hal lain ny dibandingkan seorang wanita...
tapi, seorang wanita dilahirkan dengan kemampuan yg lebih hebat dalam menerima kenyataan...
makanya sampai sekarang a eka masih merasa seperti ini, sedangkan a eka lihat neng sepertinya tidak merasakan hal yg sama...
padahal itu semua tidak lah benar...
hanya saja, wanita lebih pintar untuk menyembunyikan kenyataan...
dalam hal ini terry tidak membela neng sebagai adik...
terry cuma sedikit berbagi cerita...
yang terry tau, rasa sakit ini tidak akan cepat berlalu...
apabila, cerita ini terus kita baca...
a faham?
semakin banyak kita ceritakan cerita ini pada orang lain, semakin dalam jurang sakit hati a eka...
ceritakan sama ALLOH a...
ridhokan semua yg terjadi... IKHLAS..
easy to say, hard to do memang...
tapi berusaha keras lah seperti itu...
insya ALLOH, a akan temukan kebaikan dibalik cerita ini...
@neng
shocking n shiverring story...
kterry cuma bisa bilang, yakini lah bahwa jalan yang neng ambil adalah jalan terbaik yang telah neng fikirkan dengan pen uh kedewasaan...
dan yakinilah, semua yang terjadi, meskipun itu sangat menyakitkan, akan membuahkan hasil yag penuh dengan kebahagiaan...
@a eka & neng
hehehe!!! g terry banget euy ngomongny serius gini, wkkkkkkk...
intinya, ini adalah sebuah jalan hidup yang telah dipilih, suka atau tidak tetap harus dijalani...
"IKHLAS"
sebuah kata kunci dari awal sebuah kebahagiaan...
cari kata tersebut didalam hati kalian, insya ALLOH semua akan kembali bersinar...
*dikutip dari :
pengalam pribadi seseorang yang sekarang telah menemukan ribuan kebahagiaan dibalik sebuah rasa sakit yg dulu mendera...
:D
Haha... bikin merinding y k terry? Bacanya samping kuburan kali?.
Menarik juga komentar yg k terry kasih..
Tentang kekuatan dari seorang wanita, sungguh yg k terry bilang tak terpungkiri. Pertama kali pujian yg pernah eka bilang ke neng dl adalah "neng gadis tangguh".
Berbicata tentang hebatnya cerita hidup antara eka sama neng, itu adalah sebuah kemutlakan. Bahkan eka yakin banget kl cerita ini di bukukan bisa jd best seller (wah... otak komersilnya ketauan jg ni).
K terry yg eka hormati....
tentang sedih, sepi, sakit ataupun nyeri yg eka rasa, sudah bisa k terry gambarkan dengan jelas. Ragam rasa itu masih saja terus menyerang bagai serdadu yg gak kenal ampun (tim densus 88 mah lewat dah..). Namun sebenarnya yg paling menggangu adalah ketika kita tak memiliki ruang untuk kesungguhan yg telah kita bentuk dari bulir kesadaran. Padahal kesempatan tuk membuktikannya blm pernah kita minta sebelumnya. Tiba pada kata "ikhlas", adalah benar jika kita mampu mengundangnya hadir dalam hati kita, tak akan adalagi penyesalan, rasa sakit ataupun hal2 negatif lainnya. Namun implementasian dari kata itu tentu saja memiliki proses. Terlebih bagi orang yg keraskepala seperti eka ini (itu kata orang2, padahalmah engga... hehehe..).
Tentang cerita yg pernah terucap sama orang lain, atas apa yg eka rasa, itu hanya sebuah siluet dari rasa yg eka punya. Sedang tak ada satu denyut nadipun yg eka percaya tuk bisa mengetahui apa yg sebenarnya terjadi.
Dan itu eka jaga demi kebaikan eka sama neng.
Benar, hanya pada Tuhan tempat yg paling nyaman tuk bercertia. Dan hal itu masih jadi rutinitas eka ketika menginjak sajadah. Pesan singkat terakhir dari Tuhan yg sampai ke eka adalah kata "RASAKAN...!" Dia benar, eka memang sangat pantas tuk merasakan semua ini. Dia masih memberikan eka kesempatan tuk bisa lebih jauh mengenal rasa ini, yg kemudian pastilah maksud-Nya agar eka tak mengulanginya dikemudian hari.
Dan pastinya pula akan selalu ada makna dari setiap peristiwa. Setiap cerita memiliki tempatnya masing2 dalam kehidupan. Begitupun hikmahnya.
Coffiemix sudah mulai kering di cangkir, dan unconditionally dari extreme-pun telah terputar berulangkali.. kayanya sudah saatnya tuk kerja ni...
Atas semua pencarahan dari k terry, eka ucapkan terimakasih. Sering2lah memposisikan diri jadi kakak buat eka. Eka butuh itu...
Posting Komentar